Presidium Kab. Pangandaran Tetap Optimistis

Desember 30, 2009
Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran tetap optimistis Kabupaten Pangandaran sebagai pecahan dari Kab. Ciamis akan berdiri sesuai harapan warga. Optimisme presidium itu antara lain didasari oleh adanya kesungguhan dari sejumlah anggota Komisi II DPR RI untuk memperjuangkan pembentukan Kabupaten Pangandaran.

“Karena itu, pernyataan sementara fihak yang menyebutkan bahwa tahapan Kab Pangandaran belum jelas nasibnya, kurang tepat,” kata Ketua Presidium Pembentukan Kabupaten Pangandaran H. Supratman, B.Sc didampingi sejumlah anggota presidium lainnya di Desa Cikembulan Kec. Sidamulih, Ciamis selatan, Kab. Ciamis, Selasa (29/12) kemarin.

Supratman menjelaskan, hasil dari rapat paripurna DPR RI yang dipimpin Agung Laksono (29/9/2009) yang dihadiri seluruh fraksi dan jajaran Presidium Kab. Pangandaran mengesahkan bahwa Kab. Pangandaran menjadi usul inisiatif anggota DPR RI 2004/2009. Selain itu, draf RUU Kab. Pangandaran sudah diharmonisasi Badan Legislasi DPR RI untuk dijadiakan RUU.

Selain Kab. Pangandaran, katanya, terdapat 10 kab/kota dan 2 propinsi di Indonesia yang usulan inisiatifnya diterima. Kabupaten/Kota tersebut adalag Kab. Buton Tengah, Buton Selatan, Konawe Kepulauan, Mauroke, Luwu Tengah, Kutai Pesisir, Muman, Malawoi, Maybrat Sau, Kepulauan Talibau, Provinsi Buton Raya, dan Provinsi Kapuas Raya.

Ia menambahkan, agar Kabupaten Pangandaran segera terbentuk, jajaran presidium, Jumat (25/12) lalu, menemui Wakil Ketua Komisi II DPR RI, H. A. Gaffar Patappe (Partai Demokrat). Saat ditemui, Gaffar Patappe kepada presidium mengatakan bahwa Komisi 2 DPR RI setelah reses (sekitar Januari 2010) akan turun ke Pangandaran untuk mencari bahan dilakukannya pembahasan RUU menjadi UU.

Wakil Ketua Komisi 2 DPR RI Gaffar Patappe juga, katanya, berjanji akan secara serius memperjuangkan pemekaran wilayah kaarena dengan pemekaran akan terjadi peningkatan kesejahteraan, dan semakin banyak anggaran turun ke daerah yang akan memperkecil kesenjangan antara daerah dan pusat.

sumber : pikiran-rakyat.com


165 Warga Baregbeg Diserang Chikungunya

Desember 23, 2009

CIAMIS.(PRLM).- Sedikitnya 165 warga Dusun Babakan, Desa Karang Ampel, Kecamatan Baregbeg. Kab. Ciamis diserang penyakit chikungunya. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes eghypti tersebut diketahui sudah berlangsung sejak pekan pertama bulan Desember 2010.

Sampai saat ini belasan penderita masih kesakitan akibat seluruh persendiannya merasa sakit. Di antaranya pasangan suami istri Ayub (80) dan Ijah (75), Dede (45), Warno (55) Kusmanto (40) dan lainnya.

Guna mengantisipasi serangan penyakit tersebut tidak semakin meluas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Ciamis, Senin (21/12) melakukan pengasapan atau fogging di wilayah tersebut. Pengasapan dilakukan terhadap seluruh rumah yang ada di wilayah Dusun Babakan.

Akibat serangan penyakit tersebut, sebagian penderita terpaksa di opname di rumah sakit dan puskesmas. Selain itu juga banyak yang berobat ke puskesmas kemudian pulang ke rumah. Sedangkan yang lainnya mendapat perawatan dari petugas puskesmas yang mendatangi rumah penderita.

Seperti diketahui sebelumnya chikungunya juga menyerang sekitar 1.104 warga di sembilan kecamatan yang seluruhnya ada wiliayah Ciamis selatan. Di antaranya Kecamatan Cijulang 276 orang, Pangandaran 68, Cimerak 95. Paling banyak terjadi di Legokjawa mencapai 447 penderita, Cikembulan 90 penderita.

“Pertama badan terasa meriang, sendi-sendi juga sakit kalau digerakkan. Lebih banyak tiduran saja. Saya juga sampai tidak bisa bergerak, kalau mau tidur miring minta tolong. Sekarang sudah mulai lumayan, bisa duduk sendiri,” ungkap Ayub di dampingi istrinya Ijah.

Ayub yang tinggal di RT 3 RW 1 Dusun Babakan mengaku merasakan sakit sejak dua minggu lalu. Sedangkan Ijah mulai merasakan sakit pada hari Rabu (16/12).

Penderita lainnya adalah Dedeh (45) yang tinggal di RT 3 RW 1. Dia mengungkapkan kali pertama hanya mengira sakit demam yang dirasakannya hanya demam biasa. Untuk menghilangkan rasa skit dan demam, Dedeh hanya minim obat di warung.

“Setelah minum obat dari warung, tidak sembuh-sembuh. Akhirnya dibawa ke puskesmas. Kata pak mantri (petugas Puskesmas) kena chikungunya. Sekarang sudah bisa duduk sendiri, masih ada sedikit ngilu, dan obat sudah habis,” ungkapnya. (A-101/A-50).

sumber : pikiran-rakyat.com